LAPORAN
OBSERVASI
PROSES
PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
DI
SMP NEGERI 26 MAKASSAR
Oleh:
ERNIATI
105335672 09
VII. D
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kepada Allah Swt., atas setiap rahmat dan hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Observasi Proses Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia Di SMP Negeri 26 Makassar ini sebagai tugas pengganti MID Semester
mata kuliah Penelitian dan Pengajaran Bahasa Indonesia.
Dalam
penyelesaian laporan ini penulis cukup mengalami kesuliatan, terutama
disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Karena itu,
sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs.
Muktadir Gasba, M. Pd. Kepala SMP Negeri 26 Makassar yang berkenan
memberikan izin untuk mengadakan observasi di sekolah tersebut.
2. Syarifuddin,
S. Pd. guru Bahasa Indonesia kelas VIII yang telah banyak membantu selama
observasi.
3. Drs.
Bahrum, M. Pd. selaku dosen mata kuliah yang telah banyak memberikan arahan.
4. Orang
tua yang telah memberikan dukungan baik material maupun spiritual.
5. Teman-teman
yang banyak memberikan masukkan dan informasi, khususnya anggota kelompok I.
Semoga makalah
ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita meski masih memiliki
kekurangan baik dari penggunaan bahasa maupun sistematikanya.
Makassar, 5 Februari 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Observasi/pengamatan
terhadap sesuatu hal perlu dilakukan terlebih dahulu jika kita hendak mengkaji
hal tersebut. Mengapa observasi perlu dilakukan? Semata-mata untuk menambah
pengetahuan kita terhadap hal yang akan kita kaji. Kita tidak akan mampu
mengkaji, mengkritik atau mengetahui kelebihan dan kekurangan sesuatu tanpa
melalui observasi/pengamatan. Demikian pula untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan kesesuaian/keselarasan pelaksanaan pembelajaran dengan
perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru, dibutuhkan observasi agar
hasil yang diperoleh real.
Perangkat
pembelajaran yang digunakan terkadang tidak sesuai dengan kondisi sekolah atau
siswa membuat guru kesulitan untuk benar-benar menerapkannya saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Perangkat pembelajaran khususnya RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) harus dibuat oleh guru setelah
melihat/mempertimbangkan kondisi sekolah dan siswanya, agar rencana dan
pelaksanaanya tidak jauh melenceng. Namun, pada kenyataanya banyak guru yang
mengabaikan hal tersebut. Para guru hanya berusaha membuat RPP sebaik mungkin
tanpa memikirkan penerapannya, sehingga pelaksanaanya “jauh panggang dari api”.
B. Tujuan
Observasi
Kegiatan
observasi yang dilakukan di SMP Neg. 26 Makassar ini secara umum bertujuan
untuk menyelesaikan tugas dari dosen pengampuh mata kuliah Penelitian dan
Pengajaran Bahasa Indonesia, dan tujuan khusus pembuatan laporan ini yaitu :
1.
Agar mahasiswa dapat memahami
keselarasan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan RPP yang dibuat oleh guru
yang bersangkutan.
2.
Untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan pembelajaran di sekolah tersebut.
C. Pelaksanaan Observasi
Observasi
dilakukan selama dua hari di SMP Negeri 26 Makassar yaitu:
ü Hari
pertama
Tanggal : Senin, 03 Desember 2012
Waktu : 11.10-12.30 WITA
Kelas : VII.3
Guru : Syarifuddin, S.Pd.
ü Hari
kedua
Tanggal : Rabu, 05 Desember 2012
Waktu : 09:00-10:45 WITA
Kelas : VII.3
Guru : Syarifuddin, S.Pd.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Proses
Observasi
Observasi
untuk mengetahui keselarasan perangkat pembelajaran dengan pelaksanaan
pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dilakukan di SMP Neg. 26 Makassar ini
tidak bisa berjalan lancar sesuai dengan kehendak karena berbenturan dengan
kenyataan. Waktu observasi yang ditetapkan bertepatan dengan jadwal ujian
praktik, sehingga tidak ada lagi proses pembelajaran yang berlangsung di
sekolah ini. Namun, salah satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
diamanahkan untuk membantu proses observasi mau berbaik hati memperlihatkan
silabus dan RPP yang digunakannya mengajar selama periode 2012/2013 ini (terlampir).
Proses pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia yang tidak lagi berlangsung membuat pengamat
tidak bisa memaparkan keselarasan perangkat pembelajaran dan pelaksanaannya
secara terperinci. Beruntung pengamat diizinkan untuk mengamati pelaksanaan
ujian praktik, sehingga dapat melihat interaksi guru dan siswa meski bukan
dalam proses pembelajaran sebagaimana biasanya.
Ujian praktik berlangsung selama sepekan. Mendeklamasikan
puisi merupakan ujian praktik mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas VIII.
Setiap siswa wajib mendeklamasikan puisi “Diponegoro” dan satu lagi
puisi bertema bebas.
Hari pertama
observasi, hanya beberapa siswa yang mendeklamasikan puisi. Tidak hafal
merupakan alasan mereka untuk tidak tampil saat namanya disebut. Mengingat
waktu ujian yang terbatas, sang guru pun berbaik hati memperbolehkan siswa yang
tidak bisa mendeklamasikan puisinya karena belum hafal, untuk tampil dengan
membacakannya saja.
Hari kedua observasi, sang guru berusaha lebih tegas. Siswa yang belum juga
berhasil menghafal puisinya tidak diperkenankan berada di dalam kelas.
Kebijakan yang diambil sang guru membuahkan hasil. Siswa semakin terpecut untuk
menghafal sehingga semuanya bisa tampil, menyelesaikan ujian praktiknya.
Selain
melakukan pengamatan pelaksanaan ujian praktik, tanya jawab singkat juga
dilakukan pada guru untuk mengetahui cara pengajarannya selama ini. Dari
tanya-jawab singkat tersebut, pengamat mengetahui bahwa sang guru memiliki cara
penyajian yang unik. Jikalau kebanyakan guru mengajarkan Kompetensi Dasar
secara runtut, maka lain halnya dengan guru ini. Materi pembelajaran
disesuaiakan dengan kondisi siswa pada saat itu, tidak harus mengikuti KD yang
telah disusun secara runtut dalam Silabus. Sang guru tidak terlalu kaku dengan
urutan KD dalam Silabus, yang penting semua KD yang terdapat di dalamnya
bisa selesai diajarkan meskipun tidak runtut.
B. Hasil Observasi
Berdasarkan
observasi/pengamatan yang dilakukan selama dua hari terhadap perangkat
pembelajaran dan ujian praktik di SMP Neg. 26 Makassar, pengamat menemukan
sedikit penyimpangan (ketidak sesuaian). Pada Silabus dan RPP semester ganjil
untuk kelas VIII tidak terdapat Standar Kompetensi (SK) yang
berkaitan/berhubungan dengan puisi, sehingga ujian praktik mendeklamasikan
puisi kurang sesuai untuk digunakan pada semester ganjil ini. Materi atau
SK yang berkenaan dengan puisi terdapat pada silabus semester genap.
Ujian praktik
yang sesuai/selaras dengan RPP untuk diberikan pada siswa kelas VIII berupa
pementasan drama. Pementasan drama dianggap sesuai karena pada
Silabus semester ganjil terdapat SK Memahami teks drama dan novel remaja,
sehingga antara pembelajaran pada semester ganjil ini dengan ujian praktik
memiliki benang merah.
Selain hal di
atas, pengamat juga melihat kurangnya minat siswa dalam mempelajari sastra. Hal
itu terlihat dari antusiasme siswa saat ujian praktik mendeklamasikan puisi.
Sebagian besar siswa susah untuk tampil karena malu-malu dan tidak hafal.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselarasan
perangkat pembelajaran dengan pelaksanaanya merupakan hal penting yang harus
diperhatikan oleh tenaga pendidik (guru), agar siswa bisa menerima/menyerap
plajaran dengan baik.
B. Saran
Sebelum atau
saat membuat RPP guru sebaiknya mempertimbangkan kesesuaiannya dengan kondisi
sekolah dan siswa agar pelaksanaan pembelajaran tidak jauh melenceng dari
perencanaan yng telah dibuat.